Kidung Sastra: Kalaborasi Seni dan Sastra untuk Merangkai Identitas Budaya


PPMI Mesir berkolaborasi dengan ArtTheis de Cairo mengadakan ”Kidung Sastra” pada 4 November 2024. Bertempat di Nadi Rubu', acara ini bertujuan untuk mengapresiasi karya sastra Indonesia, serta mempererat silaturahmi antar pecinta sastra. Hadirnya berbagai media massa Masisir sekaligus membuktikan tingkat keminatan dunia sastra di kalangan Masisir yang cukup tinggi.

Berbeda dengan edisi sebelumnya, edisi Kidung Sastra kali ini dihadiri secara khusus oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERRUAS) yang tengah berkunjung ke Mesir. Acara terlebih dahulu dibuka dengan beberapa sambutan: Presiden PPMI Mesir, Art Theis de Cairo, dan Asrizal Nur selaku Ketua sekaligus Pendiri PERRUAS. Dalam sambutannya, Azmil Azizul selaku perwakilan ArtTheis de Cairo mengenalkan program ”Kidung Sastra” yang merupakan bagian dari agenda rutinan mereka.

Kidung sastra adalah program rutin dari komunitas kita untuk mengapresiasi karya sastra, baik itu cerpen; puisi; dan karya sastra lainnya yang kami bacakan di khalayak umum. Seperti namanya, melalui Kidung Sastra, kami ingin menyiarkan atau mempromosikan karya sastra kepada mahasiswa diaspora Indonesia agar karya sastra dapat menjadi menjadi hal yang biasa selayaknya kita berkidung atau bernyanyi.”

Dalam sambutan setelahnya, Asrizal Nur juga memperkenalkan PERRUAS yang merupakan sebuah komunitas yang sangat menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia, khususnya dalam bidang sastra. Komunitas ini juga banyak diikuti oleh kalangan masyarakat Indonesia dari sabang hingga  merauke. Tidak lupa, Asrizal juga memperkenalkan anggotanya satu per satu.

Usai beberapa sambutan, acara berlanjut pada sesi Sarasehan Sastra yang menghadirkan dua narasumber berpengalaman: Datuk Asizal Nur dan Dr. Andria C Tamsin. Keduanya membahas perihal cara merekatkan kembali hubungan antara sastra dan masyarakat. Menurut mereka, beberapa hal yang bisa diupayakan, yakni dengan menghilangkan kesenjangan yang ada; serta meningkatkan minat dan apresiasi masyarakat terhadap sastra. 

Rangkaian acara kemudian beralih menuju Orasi Kebudayaan dan sesi inti, yakni Deklamasi Puisi. Dalam sesi deklamasi, beberapa penyair dari PERRUAS dan Artheis de Cairo tampil membawakan puisi beraneka tema dengan penuh emosional. Sesi ini sekaligus memperlihatkan kekuatan sastra sebagai sarana ekspresi dan perasaan budaya. Terakhir, acara pun ditutup dengan sesi dokumentasi bersama.


Redaktur: Zidan Zamzami

Editor: Salsadila Musrianti

Posting Komentar

To Top